Foto: canva/John Kevin/Getty Images

Penyakit hati dalam Islam dikenal sebagai “hasad” atau iri hati. Iri hati adalah sebuah kondisi psikologis yang seringkali ditandai oleh perasaan tidak puas atau iri terhadap kebahagiaan atau kesuksesan orang lain. Iri hati dapat menyebabkan orang merasa tertekan, frustrasi, atau bahkan marah, dan dapat menghambat kemampuan seseorang untuk merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup mereka.

Dalam Islam, iri hati dianggap sebagai salah satu penyakit hati yang paling berbahaya. Iri hati dianggap sebagai salah satu bentuk kecenderungan manusia untuk bersaing dan merasa lebih unggul daripada orang lain, yang dapat mengarah pada konflik, ketidakharmonisan, dan bahkan kekerasan. Oleh karena itu, Islam mendorong umatnya untuk mengatasi iri hati dan menumbuhkan sikap saling menghargai dan saling membantu.

Surat Al-Falaq merupakan salah satu surat dalam Al-Quran yang terkait dengan menghindari iri hati. Ayat pertama dari surat ini berbunyi “Katakanlah, aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan makhluk-Nya yang diciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.

Salah satu cara untuk mengatasi iri hati adalah dengan bersikap terbuka dan jujur dengan diri sendiri. Jika kita merasa iri terhadap orang lain, kita harus bertanya pada diri sendiri mengapa kita merasa seperti itu dan mencari cara untuk mengatasi perasaan tersebut. Kita juga dapat mengambil contoh dari Nabi Muhammad SAW, yang selalu mengajarkan umatnya untuk berbagi kebahagiaan dan kesuksesan dengan orang lain, dan untuk bersikap rendah hati dan bersyukur atas apa yang telah diberikan kepadanya.

Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya saling membantu dan mendukung antara sesama umat manusia. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memberikan sedekah atau memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 267, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, berikanlah sedekah dari hasil usahamu yang baik-baik dan dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk dari padanya untuk diberikan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya untuk memaafkan dan memberi maaf. Dalam Surah Ali Imran ayat 134, Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Dengan mengembangkan sikap saling menghargai, saling membantu, dan saling memaafkan, kita dapat mengatasi iri hati dan mencegah kemungkinan konflik dan kekerasan yang dapat timbul dari perasaan tersebut. Selain itu, sikap-sikap ini juga dapat membantu kita merasa lebih bahagia dan merasa lebih puas dengan hidup kita.

Dalam Islam, penyakit hati tidak hanya terbatas pada iri hati. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit hati menurut Islam beserta surat dalam Al-Quran yang terkait:

  1. Kibr (sombong) – Surat Al-Qasas (28): 78

Surat Al-Qasas memberikan penekanan pada pentingnya rendah hati dan menghindari sikap sombong. Ayat ke-78 dari surat ini berbunyi “Dan Dia memberi petunjuk kepadaku untuk menyembah Rabb yang kamu sembah, dan untuk berbuat baik terhadap ibu bapakku. Dan Dia tidak menjadikan aku sombong lagi durhaka”.

2. Bakhil (pelit) – Surat Al-‘Isra’ (17): 100-101

Surat Al-‘Isra’ memberikan penekanan pada pentingnya memberikan sedekah dan berbagi kepada sesama. Ayat ke-100-101 dari surat ini berbunyi “Katakanlah: “Sekiranya kamu memiliki khazanah (yang tidak terbatas) dari sisi Tuhanku, maka kamu pasti akan menguranginya karena takut (tidak mencukupi), dan manusia sangat pelit”.

3. ‘Ujb (bangga diri) – Surat Al-Qasas (28): 83

Surat Al-Qasas juga memberikan penekanan pada pentingnya rendah hati dan tidak bangga diri. Ayat ke-83 dari surat ini berbunyi “Itulah balasan (dunia) yang Kami berikan kepada orang yang berbuat baik; dan sesungguhnya balasan akhirat lebih baik bagi orang yang beriman dan bertakwa”.

4. Huzn (kesedihan) – Surat Al-Hujurat (49): 12

Surat Al-Hujurat memberikan penekanan pada pentingnya saling menghibur dan menguatkan sesama muslim. Ayat ke-12 dari surat ini berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi yang diolok-olokkan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita.

Dalam Islam, penyakit hati dianggap sebagai penyakit yang sangat merugikan bagi kehidupan manusia. Penyakit hati dapat mempengaruhi tindakan dan perilaku seseorang, serta merusak hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.

Namun, dalam agama Islam, ada harapan untuk penyembuhan dari penyakit hati tersebut. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan dosa dan mengikuti perintah-perintah Allah SWT. Selain itu, menjaga hubungan dengan sesama manusia juga penting, sehingga kita bisa saling menguatkan dan menghindari penyakit hati seperti iri, dengki, dan hasad.

Dalam kehidupan modern saat ini, seringkali kita mengalami tekanan dan stres yang bisa memicu munculnya penyakit hati. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk terus meningkatkan kesadaran spiritual kita dan mencari bimbingan dari para ulama dan orang yang berpengalaman dalam kehidupan Islam.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca untuk lebih memahami tentang penyakit hati dalam Islam dan bagaimana cara mengatasinya. Teruslah berusaha untuk menghindari penyakit hati dan menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.

2 Responses

  1. terkadang hidup tak semulus apa kita harapkan dan manusia punya fitrah nya masing – masing ,sebagai mahkluk yang beriman kita harus ikhlas ,tawakal dan bersyukur dengan bersyukur hati menjadi damai dan bahagia.

    1. Betul sekali kak, itulah kehidupan yang sudah di design oleh Allah dengan senagat mengasyikkan. Bayangkan jika hidup kita datar saja, membosankan bukan? Dan bukankah kita akan mengetahui kualitas keimanan kita ketika kita sedang di uji?

      Alangkah indahnya jika kita mampu melewati segala ujian, baik itu ujian ketika diberikan kesenangan atau ketika diberikan ujian berupa kesulitan.

      Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberikan kesabaran dan rasa syukur. Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *